Friday 6 November 2015

Aplikasi Semen Untuk Aspek Bangunan

Apakah Anda pernah mencoba fokus memperhatikan bangunan di sekitar Anda, pernah berfikir material apa yang mendominasi dan sering digunakan?  Semen pastinya!
Mulai dari hunian kecil hingga bangunan tingkat tinggi, semua menggunakan material semen pastinya. Perhatikan pula elemen yang paling kecil hingga struktur utama pembentuk bangunan, tentunya sebagian besar menggunakan bahan ini.
       Tidak hanya sebagai bahan dasar pembentuk beton bertulang, semen hadir sebagai bahan campuran pembentuk material bangunan lain contoh dinding silikat dan conblock misalnya.
Oleh karena itu, tidak dapat di pungkiri lagi bahwa semen menjadi salah satu bahan utama pembentuk bangunan.

Berikut contoh aspek bangunan yang menggunakan semen :

1. Lantai
     Sebagai tempat untuk berpijak benda diam dan bergerak dalam sebuah bangunan, lantai merupakan bidang yang cukup luas dimensinya. Untuk itu, fungsi lantai memang harus dapat menahan beban - beban tersebut.
     Lantai dari cor semen pada awalnya memang tidak banyak diminati. Namun, fleksibilitas dan kekuatanya akan daya tekan membuat lantai beton justru banyak digunakan sekarang ini. Material ini dapat hadir di dalam ruang Anda melalui teknik precast  ( lantai beton yang sudah di cetak sebelumnya ) teknik pengecoran di tempat atau dengan model concrete tile ( pelat beton cetak).



2. Dinding
    Aplikasi semen pada dinding tidak semata - mata  untuk dinding ruang luar atau dinding pagar, melainkan juga ruang dalam. Material semen pada dinding dapat dipilih sesuai selera atau suasana ruang. Selain dibiarkan terlihat, semen dapat ditutupi bahan pelapis yang lain.
    Dinding dari semen memang dapat hadir dengan bebagi olahan teksture. mulai dari bermotif garis panjang seperti benang, teknik kamprot mirip butiran pasir hingga bergaris acak dan bergelombang. Pilihan didnding dengan material ini memang membuat bangunan Anda tampak lebih sederhana apalagi jika yang Anda pilih adalah tampilan yang rata atau unfinished.

3. Atap
    Sebagai bagian paling atas dari bangunan, atap memiliki fungsi yang amat krusial. Untuk itu, Anda harus memikirkan dengan matang rangka dan material penutup yang akan digunakan. Jadikan daya tahan dan keawetan bahan sebagai pertimbangan utama.
    Atap berdiri di atas bangunan yang bertopang oleh struktur rangka dan kuda - kuda. Beton bertulang besi merupakan salah satu bahan rangka yang banyak dilirik dewasa ini. Salah satu alasanya adalah struktur atap dengan bahan beton dapat mengurangi material penutup atap. Berikut beberapa bentuk rangka beton yang dapat anda terapkan.

- Miring
   Atap model miring atau dikenal dengan model pelana memang banyak diaplikasikan di Indonesia. salah satu alasanya adalah mempertimbangkan curah hujan yang tinggi. bentuk ini memungkinkan aliran air tidak mengendap pada bidang atap, melainkan langsung jatuh ke permukaan yang lebih rendah.
   Material beton pun bisa diaplikasiakan pada model ini. jarak bentang antara kedua bidang dinding bisa lebih jauh dibandinkan pada rangka kayu. Tidak hanya itu, rangka kemiringan atapnya pun dapat dibuat lebih rendah dibandingkan pada rangka kayu.

- Dome atau Kubah
   Salah satu upaya untuk membuat ruang dalam tampak lebih tinggi adalah melalui teknik bentuk kubah pada permukaan atap. Kesan historis baik luar maupun dalam bangunan akan timbul dari bentuk atap seperti ini. Untuk memberi kesan lain, Anda dapat memodifikasinya, misalnya dengan menampilkan garis - garis pembentuk rangka kubah.

- Datar
  Dewasa ini bentuk atap rumah datar memang banyak dipilih. Apa lagi untuk rumah bergaya minimalis yang menonjolkan garis -garis vertikal dan horizontal. Untuk itu, penggunaan dak beton yang banyak dipilih.
  Dengan rangka ini Anda bisa membentangkan bidang atap yang lebih lebar dibandingkan jika menggunakan kayu. Karena dimensi atap beton lebih berat, perkuatan struktur sangatlah diperlukan. salah satu keuntungan yang Anda dapatkan dari sifat ini adalah jika suatu saat menginginkan penambahan lantai Anda tidak perlu membongkar keseluruhan bidang atap tersebut.
  Tidak hanya itu, belakangan ini banyak pila rumput yang diletakan di atas bangunan, hal ini dimanfaatkan untuk mengurangi tekanan udara panas pada bangunan. Dan atap datar semenlah yang bisa digunakan sebagai wadahnya.
Tips : 
Meskipun atap ini bermodel datar, permukaanya harus tetap memiliki sedikit kemiringan. Hal ini mempunyai tujuan membuat air tetap dapat mengalir. Rencanakan saluran air dengan baik agar tidak terjadi genangan atau rembesan.

4. Perkuatan 
    Penunjang berdiri kokohnya banguan pada suatu lahan tertentu didapatkan dari struktur pembentuk bangunan itu sendiri. Disini, struktur tersebut menjadi sebuah sistem yang memperkuat berdirinya elemen bangunan. Selain fondasi sebagai struktur dasar bangunan, kita juga mengenal kehadiran kolom dan balok.
   Kolom lebih dikenal dengan pilar, dan pilar hadir sebagai media pertemuan dua permukaan dinding. Tidak hanya itu, kolom juga berfungsi untuk menahan beban lantai atas dan sebagai penyalur beban rangka atap. Sementara itu, balok pada bangunan digunakan sebagai media penahan beban yang terjadi dari pelat lantai yang kemudian disalurkan ke kolom. Untuk luas permukaan pelat lantai yang terlalu besar, balok tambahan yang dikenal dengan balok anak bisa dimanfaatkan.
      Pemilihan material yang mengisi kedua elemen tersebut haruslah tepat, dan dapat menahan beban dengan baik adalah syarat utamanya. Untuk beton bertulang selain pengerjaanya lebih mudah, bahan ini dikatakan murah jika dibanding dengan keawetanya yang tahan lama.
      Dimensi dari kolom dan balok akan berbeda pada setiap bangunan. Semua akan tergantung pada berat beban yang ditompangnya. Semakin besar bidang yang diwadahi, tentu semakin besar pula dimensinya.